Menara Masjid Raya Baiturrahman --yang jadi jantung kota Banda Aceh-- segera diperbaiki, karena tiang-tiang luar pembalut delapan tiang utama mengalami kerusakan parah diguncang gempa bumi 8,9 SR, 26 Desember 2004.
Gempa bumi tersebut telah mengakibatkan lantai, tembok bata yang mengelilingi menara dan tangga yang menuju ke puncak menara, rusak berat. Sedangkan hempasan gelombang laut dahsyat (tsunami), yang menewaskan lebih 200 ribu orang itu, tak mempengaruhi menara itu.
Lantai menara di bagian luar dan dalam serta tangga menuju ruang atas menara juga mengalami kerusakan parah. Surya, tim teknisi dari Universitas Syiah Kuala Darussalam, saat memeriksa bagian-bagian yang rusak di menara tersebut mengatakan di Banda Aceh, Rabu, renovasi menara pada bagian-bagian yang rusak berat itu diperkirakan menelan biaya Rp 400 juta.
Sementara itu, atap Masjid Raya Baiturrahman di bagian kanan tengah juga mengalami kerusakan, terlepas dari wuwungan, namun tidak parah.
"Kita akan menelitinya dahulu, apakah menara ini dapat direnovasi atau tidak. Kalau hanya membutuhkan renovasi biayanya sekitar Rp 400 juta," katanya.
Menurut penelitian sementara, tiang menara yang berjumlah delapan buah itu masih utuh. Hanya sedikit terlihat cacat, tetapi dapat diatasi dengan menyuntiknya.