Post Info TOPIC: Metamorfosis
ennadvi

Date:
Metamorfosis
Permalink   


Tidak sedikit orang yang hidupnya datar, stagnan, tak menginginkan perubahan apa-apa dalam hidup. Padahal manusia masih memungkinkan berubah meski pada usia lanjut. Karena itu, jangan berhenti bercita-cita!

Seorang anak berusia lima tahun bertanya pada ibunya, “Mama, mau jadi apa kalau Mama sudah besar?” Sang ibu tentu saja kaget dan bingung dengan pertanyaan putrinya, akhirnya ia menjawab, “Tentu saja mau menjadi seorang mama!”.

“Tidak mungkin, bukankah sekarang Mama sudah menjadi mama, mau jadi apa dong?” Sang ibu tak bisa menjawab.

“Mama katakan saja mau jadi apa kalau Mama sudah besar. Mama bisa jadi apa saja yang Mama inginkan.”

Petikan dialog itu berasal dari salah satu kisah dalam buku “Chicken Soup for the Woman’s Soul”. Bisa dibayangkan betapa tersentuh dan tergetarnya hati sang ibu mendengar pertanyaan putrinya. Di dalam benak sang anak, si ibu yang sudah memiliki lima anak tersebut masih mungkin menjadi apa saja yang diinginkannya, pada saat si ibu merasa sudah tak mungkin berubah menjadi apa-apa lagi.

Seperti si ibu di atas, banyak orang berpendapat bahwa pertanyaan tentang cita-cita hanya pantas diajukan pada anak-anak sekolah dasar. Akan terasa aneh jika pertanyaan itu diajukan pada para orang tua, terutama pada seorang ibu. Kebanyakan para wanita yang telah berumah tangga merasa tak perlu lagi memiliki cita-cita. Rumah tangga, bagi banyak wanita merupakan terminal akhir yang dituju. Setelah tiba, tak ada lagi perjalanan dan petualangan mengasyikan yang akan ditempuh.

Jangan melulu membayangkan cita-cita itu sebagai sebuah jabatan tinggi di perusahaan bergengsi, atau profesi tertentu yang diincar banyak orang. Cita-cita bisa sesuatu yang sederhana namun amat berarti bagi hidup kita. Cita-cita bahkan bisa sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan apa yang sedang anda geluti.

Memiliki cita-cita membuat kita senantiasa bergairah dalam menjalani hidup, dengan tetap menjalankan peran utama kita sebagai ibu rumah tangga. Bagamana mungkin seorang ibu akan memompakan semangat tinggi pada anaknya untuk meraih cita-cita setinggi langit, andai si ibu sendiri tak lagi memiliki cita-cita. Seorang ibu yang memiliki cita-cita tinggi, antusias dalam menempuh cita-cita tersebut akan mengilhami dan menginspirasi anak dalam menggapai kesuksesan.

Banyak yang hidupnya datar, stagnan, tak menginginkan perubahan apa-apa dalam hidup. Padahal manusia masih memungkinkan berubah meski pada usia lanjut.

Banyak tokoh dalam sejarah, yang justru memulai karirnya pada usia diatas 40 bahkan diatas 50, yang kemudian menjadi terkenal.

Kita tak seperti ulat yang sudah ditentukan akan berubah menjadi kepongpong, kemudian berubah menjadi kupu-kupu yang indah, meski ia tak pernah mencita-citakan hal itu. Akan berubah menjadi apa kita kelak, adalah ditentukan oleh cita-cita dan usaha kita sendiri dalam mewujudkannya. Metamorfosos kita adalah tergantung diri kita. Lalu mengapa kita berhenti bercita-cita?


__________________
Page 1 of 1  sorted by
 
Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard