Post Info TOPIC: Pengemis Jalanan Mulai Muncul di Banda Aceh
Gatra (Antara)

Date:
Pengemis Jalanan Mulai Muncul di Banda Aceh
Permalink   


Pengemis jalanan yang beroperasi di beberapa lokasi lampu pengatur lalulintas di kota Banda Aceh kini muncul lagi, setelah sekitar dua bulan menghilang akibat bencana tsunami.

Wartawan Antara di Banda Aceh, Rabu melaporkan, para pengemis jalanan itu terdiri atas perempuan, anak-anak dan laki-laki itu, setiap harinya dijumpai di persimpangan jalan yang padat lalu lintas untuk meminta belas kasihan dari para pengemudi.

Sebagian mereka rela menunggu di tengah panasnya matahari sambil menggendong bayi disertai beberapa orang bocah. Mereka dengan sopan mendatangi setiap kendaraan yang berhenti untuk diberikan sedikit uang sambil bedoa.

"Alhamdulillah, semoga bapak-ibu panjang umur serta mudah rizki," begitulah ucapan yang terdengar dari para pengemis setelah menerima pemberian uang dari supir atau penumpang kendaraan yang berhenti di lampu pengatur lalu lintas di kota Banda Aceh.

Hanya sebagian kecil di antara para pengemis itu yang menderita cacat tubuh, sedangkan lainnya, terutama perempuan kelihatannya rata-rata diperkirakan masih berumur di bawah 40 tahun. Sebagian besar dari para pengemis itu berasal dari luar kota Banda Aceh.

Bocah pengemis yang berumur antara 3,5 sampai lima tahun itu dengan lincah mendekati setiap kendaraan yang berhenti di lampu pengatur lalulintas sambil menyidorkan sebuah kaleng memintah sedekah dari supir dan penumpang kendaraan.

"Jok sideukah bacut, sideukah bacut atau neubri sidekah bacut" begitulah suara yang terdengar dari anak-anak bocoh pengemis tersebut dalam bahasa daerah pada saat menghampiri kendaraan yang berhenti. Artinya, mereka minta sedekah sedikit sambil menjulurkan tangannya yang memegang sebuah kaleng.

Sebelum bencana gempa bumi dan tsunami meluluh lantakkan sebagian wilayah pesisir Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), akhir Desember 2004, pemerintah kota Banda Aceh sudah sering mengadakan razia penertiban pengemis jalanan ini.

Walaupun aksi razia sudah dilakukan secara berulang kali, namun jumlah pengemis jalanan tetap ramai di kota Banda Aceh karena aparat pemerintah daerah tidak memberikan solusi lain bagi mereka yang kehilangan sumber kehidupan di desanya akibat konflik berkepanjangan.

"Kalau sekedar tangkap dan kemudian dilepas lagi tanpa dibina serta diberikan modal atau keterampilan lainnya, mereka sulit untuk meninggalkan profesinya sebagai pengemis," kata Usman Jalil (46) salah seorang warga kota Banda Aceh.

Para pengemis tersebut bukan saja beroperasi di setiap persimpangan jalan di kota Banda Aceh, tetapi sebagian mereka juga mendatangi rumah-rumah penduduk untuk meminta sumbangan dengan modal selembar surat keterangan miskin atau anak yatim yang dikeluarkan aparat pemerintah kecamatan.


__________________
Page 1 of 1  sorted by
 
Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard