Post Info TOPIC: Misionaris 300 Anak-anak Aceh
Era Muslim

Date:
Misionaris 300 Anak-anak Aceh
Permalink   


Misi Kristenisasi Anak-anak
AcehPublikasi: 14/01/2005 10:24 WIB

eramuslim - Keprihatian akan kemungkinan adanya misi Kristenisasi terhadap para korban tsunami di Aceh, ternyata bukan isapan jempol belaka. Harian yang terbit di AS, The Washington Post dalam laporannya hari Kamis, (13/01) mengungkap rencana misionaris AS untuk meng-Kristenkan sekitar 300 anak-anak Muslim dari Aceh.

Misionaris yang berbasis di Virginia, WorldHelp, mendapatkan sokongan dana dari kelompok Kristen Evangelis di seluruh dunia. Tragedi bencana tsunami di Aceh merupakan kesempatan yang jarang mereka dapatkan, untuk melakukan misi kristenisasi di wilayah-wilayah yang mereka anggap sulit dijangkau, demikian tulis harian tersebut.

"Dalam kondisi normal, Banda Aceh tertutup bagi warga asing dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Kristen," ujar ketua misionaris dalam situsnya.

"Karena ada bencana alam, rekan-rekan kami disana mendapatkan hak yang sama dan leluasa masuk untuk menyebarkan ajaran injil," tulis situs tersebut.

The Washington Post menuliskan, situs itu tiba-tiba berubah dan seruan untuk menggalang dana dihilangkan setelah ada seorang reporter yang ingin mendalami informasi tersebut.

Pasca bencana tsunami, diperkirakan ada 35 ribu anak-anak Aceh yang terlantar. Mereka tidak punya tempat tinggal, jadi yatim piatu atau terpisah dengan anggota keluarganya. Nasib mereka rawan oleh tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dengan mengaku-ngaku sebagai saudara atau ingin mengadopsi anak-anak tersebut, termasuk jatuh ke tangan para misionaris yang berkedok memberikan bantuan.

Dalam seruan penggalangan dana yang dimuat di situsnya, WorldHelp, misi misionaris dari Virginia itu menyatakan, mereka bekerjasama dengan umat Kristen di Indonesia yang ingin 'menerapkan prinsip-prinsip Kristen secepat mungkin' terhadap 300 anak-anak Muslim yang berusia dibawah 12 tahun.

Presiden WorldHelp, Vernon Brewer menyatakan, pihaknya menyediakan dana sebesar 70 ribu dollar AS dan sedang mencari dana tambahan sebesar 350 dollar AS untuk membangun panti asuhan yatim piatu Kristen.

Kabar tentang adanya misi Kristenisasi terhadap 300 anak Aceh ini, sudah tersebar melalui sms. Bagian Komunikasi UNICEF Indonesia, John Budd bahkan sudah menerima informasi itu sejak sepekan yang lalu dari kantor perwakilan UNICEF di Malaysia. Anak-anak Aceh yang dibawa oleh kelompok misionaris itu berusia antara 3 sampai 10 tahun.

"Ini mengkhawatirkan ... indikasinya mereka sudah membawa anak-anak itu atau mereka punya jaringan dimana mereka bisa mengambil anak-anak dan membawanya," ujar Budd.

Berkaitan dengan adanya misi Kristenisasi itu, di Indonesia sendiri sudah menyebar informasi melalui sms sepanjang minggu ini, yang isinya,"Tolong tanyakan diantara teman-teman anda yang mau mengadopsi anak-anak yatim piatu di Aceh. Ada 300 anak-anak yang membutuhkan keluarga Muslim, karena kelompok misionaris menginginkan mereka. Tolonglah mereka ! "

Setelah bencana tsunami melanda sejumlah negara di Asia, kelompok-kelompok misionaris langsung berdatangan ke wilayah yang terkena bencana. Mereka bukan hanya memberikan bantuan materi tapi juga memberikan bantuan rohani.

Gospel for Asia mengirimkan sekitar 100 ribu anggota kelompoknya ke tempat-tempat yang sulit dijangkau di kawasan Asia. Mereka bekerja siang malam untuk memberikan bantuan makanan, air bersih, obat-obatan, pakaian, tempat berteduh dan pelayanan rohani 'Atas nama Yesus' bagi para korban tsunami.

Presiden WorldHelp, Vernon Brewer mengklaim bahwa pemerintah Indonesia sudah memberikan ijin anak-anak Aceh itu dibawa ke Jakarta dengan jaminan mereka tidak di Kristenkan.

Sementera itu Wakil Presiden Yusuf Kalla sudah menegaskan melarang adanya adopsi terhadap anak-anak Aceh. Pemerintah akan menyediakan lokasi khusus milik pemerintah, lembaga-lembaga Islam dan pesantren-pesantren untuk menampung mereka. Pemerintah juga menyatakan, hanya anak-anak yang berusia diatas 16 tahun yang boleh meninggalkan Aceh. (ln/iol)



__________________
Tempo Interaktif

Date:
RE: Kristenisasi 300 Anak-anak Aceh
Permalink   


Kawan, berita dibawah ini adalah salah satu sikap Yahudi dan Kristen dalam menjalankan misinya. Lihat saja , kemarin mereka baru menyatakan bahwa 300 anak Aceh sudah ada di Jakarta dan siap dikirim ke setiap keluarga kristen, tapi hari ini berbeda dengan yang lain.
Jangan lupa kawan, bahwa itu bisa jadi agar kita tenang dan tidak lagi menyalahkan mereka, bisa jadi 300 anak Aceh sudah disana, yang belum itu 300 lagi masih di Banda Aceh. Selamatkan generasimu (pengirim bukan media Tempo)

WorldHelp Akhirnya Batalkan Mengadopsi 300 Anak Aceh
Jum'at, 14 Januari 2005 | 22:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:WorldHelp, kelompok misionaris yang bermarkas di Virginia, Amerika Serikat, akhirnya membatalkan rencana untuk mengadopsi 300 anak yatim piatu asal Aceh yang orang tuanya menjadi korban tsunami.

Presiden WorldHelp Vernon Brewer dalam surat elektroniknya menegaskan, anak-anak Aceh yang tadinya akan diadopsi itu masih berada di Banda Aceh, tidak dibawa ke Jakarta.

Sementara itu, dalam wawancara sehari sebelumnya dan dipublikasikan di Washington Post, Brewer mengatakan bahwa anak-anak yang akan diadopsi itu telah berada di Jakarta dan pemerintah Indonesia telah memberikan izin anak-anak itu ditempatkan di rumah-rumah warga Kristen.

Ketika Washington Post akan meminta konfirmasi ke pendeta ini lagi, Brewer tidak bisa dihubungi, baik di rumah, kantor, atau telepon selulernya.

Dalam surat elektroniknya kepada harian ini, Reuters, dan Agence France-Presse, Brewer mengatakan bahwa organisasinya telah berhasil mengumpulkan dana sekitar US$ 70 ribu untuk menempatkan 50 orang anak Aceh ke warga Kristen, tapi kemudian tidak jadi melakukan hal itu pada Rabu (16/1) lalu karena pemerintah Indonesia tidak mengizinkan.

“Begitu kami mengetahui bahwa pemerintah (Indonesia) menolak penempatan anak-anak Aceh ini ke keluarga Kristen, kami segera menghentikan usaha-usaha pengumpulan dana untuk 250 orang anak lainnya,” kata Brewer.

Dalam surat elektroniknya itu, Brewer juga menyebutkan bahwa semula WorldHelp menyakini telah mendapat izin dari pemerintah Indonesia berdasarkan laporan dari mitranya di Indonesia, yakni Henry dan Roy Lantang.

Menurut dia, pada 3 Januari Lantang mengabarkan kepada WorldHelp bahwa 300 orang anak yatim piatu yang berasal dari Aceh dan berumur di bawah 12 tahun berada di bandar udara di Banda Aceh dan Medan, menunggu transportasi ke Jakarta.

“Dalam pesannya, Lantang mengatakan bahwa upaya menyelamatkan anak-anak ini terbuka untuk semua organisasi atau keluarga mana pun yang bersedia mengadopsi anak-anak itu,” kata Brewer. Kenyataannya, pemerintah ternyata melarang.

Departemen Sosial memang sudah melarang orang-orang mengambil atau mengadopsi anak-anak Aceh keluar dari wilayah itu, kecuali diambil oleh keluarga terdekat anak-anak tersebut.



__________________
Page 1 of 1  sorted by
 
Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard